Senin, 14 November 2011

Mengejar Ilmu Di Bawah Lampu Templok

Lampu Templok..
itulah lampu pada zaman dulu, disaat negara kita berada dalam masa penjajahan...

disaat kekayaan kita dikuasai dan dirampas oleh negara lain..
dan disaat nenek moyang kita berada dalam ketidaksadaran akan pentingnya kemerdekaan dan kecintaan terhadap negara..
Mungkin di benak kita Lampu Templok ada pada zaman dulu, dan sekarang hanya untuk dikenang saja.
Tapi pikiran itu adalah suatu kesalahan besar, atau suatu ketidaktahuan kita terhadap keadaan sekitar,
karena sampai saat ini masih banyak yang menggunakannya khususnya di daerah-daerah atau desa-desa pedalaman, dan jelas saja ini terjadi karena adanya ketidakmerataan dalam pembangunan. Ini salah siapa? apakah mereka sendiri yang ingin mengasingkan diri ataukah pemerintah yang belum melakukan anggaran penganggulangan terhadap daerah tertinggal ?
entahlah..?? hanya Sang Kholik yang lebih tahu..


                                                         Jika dibandingkan antara desa dan kota, pasti mempunyai perbedaan yang sangat jauh dari berbagai sisi, tapi bagi pelajar mempunyai kesamaan  yaitu sama-sama menuntut ilmu untuk mendapatkan jenjang yang lebih tinggi. Sama-sama menuntut ilmu tapi memiliki cara yang berbeda-beda untuk mendapatkan ilmu tersebut. Kota, penuh dengan fasilitas yang lengkap, perhatian baik dari orang tua maupun dari pemerintah, serta memiliki tenaga ahli. Sungguh jauh dan berbeda di pedesaan, mereka memiliki fasilitas yang seadanya, mempunyai tenaga didik yang pas-pasan, dan orang tua mempunyai kecenderungan untuk tidak menyekolahkan anaknya. Menurut kebanyakan mereka (orang tua) sekolah hanya nomorkesekian karena hal yang utama adalah menyambung hidup. Bagaimana tidak berfikir demikian mereka kebanyakan petani, orang yang bergantung pada musim.
Bila malam tiba, kelelahan dalam membantu orang tua sepulang sekolah merupakan hal yang biasa, mereka hanya berpikir waktu harus dipergunakan dan harus membuat perubahan dalam berpikir. di bawah lampu templok mereka membuka buku dengan harapan bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat.

Inilah kehidupan yang sesungguhnya, berani melakukan perubahan ditengah-tengah dimana tidak ada banyak dukungan dari berbagai pihak, di tengah-tengah keterbatasan mereka memiliki semangat juang yang bekobar-kobar.
Seandainya mereka mendapatkan perhatian yang lebih dari saat ini, mungkin keadaannya tidak seburuk dan sepahit ini.

4 komentar:

Noyworld mengatakan...

saya menyukai ini,,
kalau bukan qta yg melakukan perubahan, lalu siapa lagi,, hehe:)

Unknown mengatakan...

bener banget tuh...

Unknown mengatakan...

thanks ya kak atas motivasi ceritanya. tingkatkan trus pengetahuannya, I like it

@VINTAGE_ART22 mengatakan...

ayo kak, nulis lagi

Posting Komentar

tianahalawa. Diberdayakan oleh Blogger.